Marsinah dan Lumpur Lapindo!

Berjalan ditepian tanggul lumpur Lapindo, terbersit juga perasaan ngeri. Bayangkan saja tinggi tanggul itu sendiri sudah lima kali tinggi mobil sedan. Bahkan lebih. Kejadian tak terduga bisa terjadi kapan saja.

Terik matahari tidak mengurungkan banyak minat orang-orang untuk tetap mengamati dan melihat aktivitas dan pemandangan Lapindo. Tidak seberapa, namun kalau mengingat dibawah lumpur ini dulu hidup ribuan keluarga.

 

Siapa bilang nama tak memiliki arti. Ini bisa jadi karena salah nama. Seandainnya daerah ini bernama tanggul lumpur [bukan Tanggul angin], mungkin tidak seperti ini.

 

Rumah-rumah mulai tergenang...satu centi, demi satu centi, satu meter demi satu meter dan perlahan dan pasti... semuanya kini terendam. terendam dan menjadi kota terkubur.

Dibawah lumpur mengering itu, tersimpan jutaan kenangan. Indah pahit getir kehidupan.

Benarkah, Sang penyebab terbebas dari segala tanggung jawabnya. Kepada manusia, kepada Sang maha Adil?

Setelah Mas Nanang sahabat baru saya dari Biank Adventure, memarkir mobilnya maka kamipun menyeberang jalan dan menuju tanggul lumpur yang berada diseberang jalan. Sudah banyak "turis" diatas tanggul.

Wow! Loket dadakanpun sudah ada disana. Entah resmi ataupun tidak resmi, tak ada satu orang pun yang memprotes, karena bukan dia yang bikin tanggul, dan mereka pun sebenarnya tidak memiliki hak untuk menarik biaya "tamasya" itu. Namun kawatir mereka adalah korban lumpur maka tidak ada salahnya menyumbang untuk kehidupan keluarganya.

 

Dari atas tanggul, disana kita bisa menemui para tukang ojek yang siap mengantar ke dekat sumber semburan. Saya sendiri memilih untuk menyewa motornya dari pada harus membonceng. Belum sampai satu kilo maka di tikungan tanggul lumpur saya harus membayar lagi upeti belokan. Rp. 2000,- rupiah per orang.

 

 

Saya bayar dan melanjutkan berjalanan. Motor saya parkir dipinggir tanggul, dimana diatas tanggul itu sendiri, lumpur panas itu sudah mengering. Saya naik keatas tanggul dan berjalan diatas lumpur yang sudah mengering. Didalam lumpur inilah ribuan rumah saudara kita terendam. Dibawah lumpur inilah dahulu anak-anak bermain sepak bola. Dan didalam lumpur inilah dulu perusahaan yang heboh karena ada kasus penganiayaan MARSINAH. Ya Marsinah yang fenomenal itu.

Hari ini 1 Mei, adalah hari buruh. Selalu diramaikan dengan demo. Kemarin sepulang saya memberikan seminar "Creating HAHAHA for your Training & Public Speaking" di Hotel Ibis Tamarin , saya pun melihat spanduk-spanduk itu. Salah satunya berbunyi "Kepung Istana, hapuskan karyawan kontrak"

 

 

Kalau satu Marsinah bisa menenggelamkan Tanggul Angin Sidoarjo dengan lumpur panas, bagaimana dengan ribuan buruh? Otak iseng saya mencoba  mencandai fenomena hari buruh yang selalu riuh. Tidak menutup mata, bisnis haruslah menghasilkan profit, namun etika dan saling menghormati dan memanusiakan manusia adalah juga sumber berkah dari usahanya.

Fenomena outsourcing hari demi hari makin menginspirasi para pengusaha dan top management untuk efisiensi, namun disisi lain juga sedang banyak perusahaan yang terinspirasi dengan kisah sukses google dan bagaimana perusahaan itu begitu memanjakan karyawannya dengan berbagai fasilitas dan kemudahan.

Sambil memandangi atap masjid yang masih terlihat di dataran lumpur kering Lapindo. Saya hanya ingin mengajak sebanyak mungkin sahabat-sahabat kita yang masih sebagai pekerja, karyawan dasar, pegawai pabrik untuk selalu belajar. Membangun keyakinan diri yang lebih tinggi, menambah pengetahuan dan ketrampilan dan memberdayakan diri, disamping tetap memberi masukan pada pemerintah dan para pengusahan untuk "menyayangi" para buruh.

Para pemilik bisnis, memang memberi lapangan kerja dan rejeki untuk para pegawai, namun bisa juga sebaliknya. Para pegawailah yang memberi rejeki yang besar bagi pebisnis. Inilah hakekat teamwork, inilah inti dari kesadaran kerjasama. Merasa SATU.

Saya adalah kamu, kamu adalah saya.

Bukan mencari perbedaan, bukan membangun permusuhan, bukan merasa dibebani, bukan merasa pahlawan, bukan selalu bertentangan. Didalam OMZET dari sebuah usaha, disana ada OMZET Keberkahan! Dan Omzet keberkahan itu bisa lebih besar dari amount sesungguhnya.

Selamat berkarya, selamat membuka diri, semangat saling membutuhkan dan menyayangi. Semoga Indonesia kedepan semakin Indah!

 

Salam Perubahan!

Hari Subagya

www.bisnispartner.com