Musuh "HAHAHA" dalam training dan public Speaking.

 Hari Subagya & Ted Bowman dalam Seminar : DREAM BUILDER  (Oriflame -Aryaduta Medan)

Sahabat sukses. Tidak semua arena baik untuk meluncurkan humor dalam training maupun public speaking. Anda harus berhati-hati dengan musuh-musuh HUMOR dalam training Anda.

Anda ingin mengenali musuh HUMOR dalam training atau public Speaking Anda...

Nah kenali Baik-baik,... agar anda tidak terjebak dan terlemahkan.

 
1. OUTDOOR

Ya. Outdoor itu bisa menjadi musuh dalan pidato anda. Hati hati bila anda sedang berbicara di depan publik, namun dilapangan luas dan dengan jumlah audience yang cukup banyak. Wow ini bisa kurang efektif untuk melancarkan humor-humor. Bahasa-bahasa yang membakar, emosional language lebih pas untuk kondisi ini. Atau anda menggunakan Collective Question untuk humor anda.

Bayangkan anda berpidato di depan 1000 manusia namun di Lapangan Cibodas, sebagai pembicara di sela-sela acara Goyang Dangdut, sebuah acara gathering Perusahaan.  Wow  ini perlu strategi sendiri. Humor yang anda ciptakan, selucu apapun akan sangat berat mengangkatnya. Mengapa? Karena Pembicara dalam meluncurkan humor butuh FEEDBACK. Suara tawa peserta, wajah ceria peserta dan gerakan tubuh yang merespon apa yang anda sampaikan. Outdoor sering kali menelan feedback ini. Anda kadang bisa melihat mereka tertawa, namun tak bisa mendengar suara itu, karena tertiup angin.

2. Pencahayaan.

Jangan remehkan pencahayaan. Hal ini berlaku juga untuk public speaking anda pada umumnya. Mengapa pencahayaan penting. Sekali lagi jawabnya adalah komunikasi anda dengan audience terganggu. Anda butuh komunikasi dengan tatapan mata anda, anda butuh feedback, untuk itu anda butuh wajah audience dan response mereka sebagai feedback.

15 Juni lalu saya berbicara di depan lebih  1500 audience. Bahkan hampir 2000. Suara gemuruh selalu membahana. Sebuah event yang luar biasa di Hotel Aryaduta Medan, persis beberapa Jam sebelum acara Pelantikan Gubenur Medan yang baru. Bahkan Sempat saya bertemu dengan Pak Adi Sasono di Siang hari dan sempat juga melihat Pak Agung Laksono, saat saya selesai dinner.

Apa yang terjadi?

Lampu sorot selalu mengikuti saya bergerak, sedang saya kesulitan melihat wajah audience. Hmmmm sebuah kondisi yang kurang ideal untuk "berkomunikasi". Saya meminta untuk menerangkan lampu di bagian peserta. Hasilnya lebih baik. Saya bisa berkomunikasi lebih baik dan bisa meluncurkan humor-humor lebih komunikatif.

3. Prosesor XT

Tidak semua orang berprosesor pentium IV atau lebih. Ada yang "berprosesor xt" Nah ini perlu segera diupgrade saat itu juga. "Prosesor xt" ini karena dua alasan. Satu memang "kecerdasan " humornya rendah atau karena jaimnya kelewatan. Ada orang yang tertawa lepas, ada orang yang tertawanya lumayan lama, ada juga orang yang berjuang sekuat tenaga untuk tidak tertawa, karena takut dibilang kurang wibawa. (Ya ini khan MIND SET orang ya? Tidak mungkin khan body set berubah, ketika mind setnya tetap saja)

Nah cobalah memasukan hal-hal bermanfaat tentang tertawa, ajaklah "warming up" tertawa. Ya dengan cara yang sederhana dan langsung saja,. Ayo kita tertawa... HAHAHAHA.....Kalau mukanya sudah mulai pemanasan tertawa, mudah-mudahan akan mudah tertawa selanjutnya.

4. Lay Out

Bagaimana Lay Out menunjang audience anda untuk HAHAHA? Singkatnya jika layout training anda memungkinkan peserta melihat wajah peserta yang lain, maka layout ini termasuk yang kondusif untuk humor. Mereka yang "berprosesor xt" akan terbantu dengan expresi audience yang mudah tertawa dan expresif.

Hati hati dengan layout HANTU. Apa itu layout hantu? Hahaha.... layout ketika para direktur, komisaris dan petinggi-petinggi perusahaan atau organisasi berada di depan dan menghadap peserta lain. Anda sendiri seakan memiliki dua panggung. Report kan?

Atau Barisan Kursi depan kosong, ini juga mengganggu baik untuk humor maupun untuk keseluruhan jalanya training. Termasuk Kurang bagus untuk dokumentasi. lalu bagaimana caranya? Bagi Anda yang sudah pernah ikutan Creating HAHAHA tentu sudah tahu dan menemukan jalanya dengan sangat mudah. Yaitu dengan TIPS nomor 2, yatu FORMASI.

Dengan strategy formasi, anda tidak hanya mengatur formasi peserta, namun sekaligus, mencairkan suasana dan membangun nuansa lebih rileks untuk belajar.

5. AKUSTIK

Tidak semua ruangan memiliki tata akustik yang benar dan baik untuk berbicara. Nah inilah neraka untuk HUMOR LISAN. Suara yang menggema dan tidak jelas. Mengapa saya katakan humor lisan? Ya karena untuk akustik yang kurang baik, lebih baik kita luncurkan humor-humor yang bersifat visual.

6. Non Customer

Ingat! Tidak semua yang hadir dalam ruangan training anda adalah peserta atau "customer" untuk materi training anda. Mungkin beliau adalah observer atau para petinggi dalam organisasi tersebut. Nah ini bisa jadi membuat humor anda menjadi salah target dan salah style. Ada baiknya anda katakan pada Pak Direktur, bahwa mohon maaf bila dalam training nanti ada hal-hal yang sangat supervisor banget, karena memang ini training untuk level supervisor.

7. Over Dosis

Yang satu ini tidak kalah bahayanya bila ternyata humor dalam training kita menjadi over dosis. Artinya, kandungan dalam humor kita menjadi kelebihan atau kebanyakan. Walaupun humor itu baik dalam training, walaupun humor itu harus ada untuk menjaga stamina dan menguatkan ide-ide, serta menjadi perekat agar materi tetap diingat, namun trainer tetap harus waspada. What is the point? Nah! ketika trainer selalu bertanya tentang apa hubunganya humor dengan materi, ada kemungkinan humor akan terkendali.

Kapan bahaya over dosis ini sering terjadi? Yaitu ketika sesi training sangat pendek. Satu dua Jam, namun pesertanya cukup "bocor" dan interaksi dengan trainer yang intent dan terbuka.

 

Salam Perubahan

Hari Subagya

www.bisnispartner.com

 

 

Home | List Artikel