Hati-hati dengan Nafsu

 Dikutip dari buku :TIME TO CHANGE by Hari Subagya

 

Suatu pagi di daerah perkemahan di Sukamantri Jawa barat, saya melihat monyet-monyet yang turun dari pohon untuk mencari makanan di dekat warung-warung. Monyet itu seringkali mencuri makanan dari warung-warung. Beruntung pemilik warung memiliki anjing-anjing yang mengusir “Sang Pencuri”

Tingkah polah monyet itu begitu lincah dan lucu sebenarnya. Toh mereka juga hanya mencari sekedar untuk makan. Cerita soal monyet selalu menarik. Bisa kelucuannya, kerakusanya atau juga kelincahannya yang luar biasa.

Saya teringat bagaimana cara menangkap monyet. Anda tahu bagaimana menangkap monyet? Ada banyak cara menangkap monyet, namun yang paling populer dan unik adalah menangkap monyet dengan buah ceri di dalam botol.

Menangkap monyet dengan buah ceri memang sangat unik. Buah ceri dengan warna merah yang menarik perhatian, dimasukan ke dalam botol yang bening dan memiliki leher botol yang sempit, hanya cukup untuk memasukan buah ceri dan jalan masuk tangan monyet.

Botol yang berisi buah ceri, diikat kuat-kuat di suatu pohon atau pokok kayu. Agar botol itu tidak bisa dibawa monyet pergi. Biasanya dipilih di tempat-tempat yang mencolok bagi kawanan monyet.

Monyet yang tertarik dengan buah ceri akan segera menghampiri dan mengambil buah ceri dari dalam botol. Namun karena tangan monyet menggengam buah ceri, maka monyet tersebut tidak bisa melepaskan diri dari botol. Monyet itupun tertangkap.

Kasihan. Monyet itu terjebak dalam perangkap karena keinginannya memakan buah ceri yang lezat, tanpa menggunakan akal sehat dan pikiran yang jernih. Kurang waspada dan cermat, hanya didorong oleh nafsunya memakan buah ceri yang kelihatannya mudah untuk diambil dan enak.

Hati-hati! Jika anda melihat sesuatu begitu mudah dan enak, maka saatnya anda berpikir jernih dan cermat. Wasada dan penuh perhitungan. Jika anda melihat sesuatu keuntungan begitu besar dan tanpa perlu mengeluarkan usaha, maka saatnya anda berpikir lebih keras dan teliti.

Kendalikan nafsu anda. Jangan anda biarkan nafsu anda menjerumuskan anda masuk dalam perangkap dan membuat anda hancur.

Saya akan ambil contoh berjudi misalnya. Tawaran kemenangan yang dijanjikan, mungkin akan membuat semua orang tertarik. Namun orang yang cermat dan bijak tidak akan melirik sedikitpun. Itu hanyalah jebakan untuk “monyet-monyet“ pemburu buah ceri yang lezat, namun tidak akan pernah menikmati kelezatan dari jebakan tersebut, melainkan hanya penderitaan dan kenistaan

 

“It's time for greatness -- not for greed. It's a time for idealism -- not ideology. It is a time not just for compassionate words, but compassionate action.”-- Marian Wright Edelman