Service Excellence ala Sate PORNO

 

Sore hari di Kampung halaman saya, selalu rame dengan para tetangga bermain bulu tangkis di halaman samping. Mulai dari anak remaja hingga orang tua. Mereka bermain bulutangkis bak Taufik Hidayat. Sangat bersemangat, sangat serius, namun canda tawanya sangat menghibur.

Sebuah gaya hidup yang sehat. Mereka bekerja, berdagang dan sekolah serta kuliah hingga siang hari. Jam 3 sore biasanya sudah bisa istirahat dirumah. Ayah saya (80) sendiri sudah pensiun, dan sudah berat untuk bermain bulutangkis. Beruntung ada Om Bowo, seorang pendeta yang rajin nantangi main catur di sore hari.

Jika magrib akan menjelang, maka bersegera mereka membubarkan diri, berapapun skor pertandingan. Mereka bergegas pulang untuk mandi dan segera berkumpul lagi di Masjid untuk sholat berjamaah. Kecuali Om Bowo, karena beliau seorang Pendeta di Kampung kami.

Pukul tujuh malam, saya menuju tempat nongkrong sate PORNO. Sate yang sangat enak dan laris. Aneh dan ajaibnya, Sate Porno hanya jualan sekitar dua jam saja dan habis. Sate Porno sangat khusus. Daging kambingnya tidak pernah tersentuh air. Mencucinya dengan gula jawa (diuleni), sambel kacangnya agak kasar dan sangat gurih. Wah susah saya menceritakan rasanya.....

"Lima Tusuk!" Suara seseorang memesan sate..

"Ora Tak Dol!" jawab Mas Parno penjual sate itu menolak dengan mengatakan tidak dijual.

Saya agak terkejut, karena Mas Parno menolak order itu dengan serius.

"Lima tusuk saja" Paksa orang tersebut.

"Nggak saya jual! Nggo Pak Tarman. Satu milyar juga nggak saya jual!" Jawabnya sungguh sungguh.

"Edan kowe..Yo wis siji wae nggo tombo pingin." Pinta dan rengek Pak Tarman.

Akhirnya Mas Parno memberikan hanya satu tusuk sate dan beberapa potong ketupat yang sudah diguyur sambal. Saya masih kebingungan melihat kejadian ini. Bagaimana bisa puas makan sate porno yang lezat hanya dengan satu tusuk saja. Ini penyiksaan.

Usai makan sate, yang hanya satu tusuk saja, Pak Tarmanpun meninggalkan angkring sate porno dengan senang. Mas Parno tetap sibuk mengipas satenya, karena masih banyak pelanggan yang menunggu satenya.

"Mas, kok mau beli 5 tusuk saja kok nggak boleh? Apa suka nggak bayar? Dia membayarkan mas?" Saya bertanya penasaran.

"Wah gawat kalau dikasih lima. Pernah makan disini pusing pusing dan pinsan. Pak Tarman sudah tidak boleh makan kambing, tapi suka nekat!" Jawabnya, masih tetap sambil mengipas satenya.

"Oh!" Saya mengangguk tanda mengerti dan salut buat pelayanan yang luar biasa dan bertanggung jawab. Order bukan segalanya, namun tanggung jawab terhadap pelanggan adalah yang utama.

 

 

Salam Perubahan

Hari Subagya

www.bisnispartner.com

 

*Sate PORNO: diplesetkan dari pemilik sate yaitu mas Parno ( Lokasi Emperan Ruko Terminal Karanggede  18KM dari Salatiga- Jawa tengah. Buka jam 19:00 s/d 21:00)

Mau Belajar Sulap?