Hari #7

Pengamen di Kebon Raya Bogor

(Hari Subagya dr buku TIME TO CHANGE In SELLING)

 

 

 

  

 "You don't close a sale, you open a relationship if you want to build a long-term, successful enterprise." -- Patricia Fripp

 Hai! Anda pernah ke Kebun Raya Bogor? Kalau anda pernah dan anda pergi kesana bersama pacar anda, maka anda akan tahu kelakuan pengamen yang menjengkelkan.  Bagaimana tidak orang sedang berduaan dan ingin menyendiri malah di tongkrogin. Mau tidak mau ya terpaksa memberi uang.  Maaf ini bukan pengalaman pribadi, tetapi hasil pengamatan.

 Huh! Sebel!

 Kalau anda sedang menjual produk, jangan seperti pengamen di kebun raya Bogor. Customer membeli produk karena eneg melihat tampang penjualnya, bukan karena butuh produknya. Menjual apapun harus sportif, kalau kita berbicara tentang long term business. Kecuali bisnis anda hit and run. Cari untung sejenak dan meninggalkan customer anda. Itu lain cerita, walaupun tetap saja ini juga tidak baik.

 Anda mungkin juga sering mendengar, pengendara mobil yang membeli durian dari pinggiran jalan tol. Mereka tertipu dan alhasil kapok! Mereka tidak akan membeli lagi dan berita penipuan itupun cepat sekali tersebar. Lalu bagaimana? Akankah anda menggunakan cara-cara yang kurang baik?

 Jadi bagaimana? Ya! Yakinkan kalau produk yang anda miliki itu memberi manfaat pada customer, kalau tidak jangan paksa mereka membeli. Apa produk sang pengamen? Apakah mereka menyanyikan lagu dengan baik dan merdu? Ataukah malah mengganggu?

 Jadi anda harus menjual produk anda ke orang yang membutuhkan, mereka akan senang dan mereka akan menjadi corong kesuksesan anda yang lebih besar.

 Bagamana kalau hanya sedikit orang yang membutuhkan?

 Tingkatkan kualitas produk anda dengan “fiture-fiture”  baru.

 Kisah si Gagap

Mungkin anda pernah mendengar kisah  sigagap yang sukses menjual buku, melebihi salesman lainnya yang normal. Salesman yang normal hanya mampu menjual lima belas buku paling tinggi, sedang si Gagap selalu habis kalau menjual buku yang dibawanya. Sedang buku yang dibawanya sekitar 25 buku.

Bagaimana tidak bingung melihat kejadian ini. Managernya pun terheran-heran. Suatu pagi sang manager tidak tahan untuk segera membongkar rahasia kesuksesan si Gagap ini. “Bagaimana rahasianya kamu bisa menjual buku ini selalu habis? Tolong ceritakan!”

Dengan suara tergagap-gagap dia bercerita “ Sasasa saya jujujujualan doortotototo door. Dan sasasaya bibibilang ma ma mau beli bubububu  buku I ni a a a atau sa sa sasa saya bababa ba ca kan sa sam sampai habis!”

Terlepas ini fiktif atau hanya guyonan, namun betapa kelemahan bisa menjadi senjata yang justru mematikan. Closing Ratio yang sempurna 100%. Anda sering mudah mengenali kelebihan diri, kerena memang sifat manusia yang selalu melihat dirinya lebih baik dari orang lain, karena memang sudah selama hidupnya mentolerir apa-apa yang jadi pemikiran sikap dan perbuatanya. Namun bagaimana dengan kelemahan? Anda mengenali kelemahan anda?

 

Coba sekarang temukan kelemahan anda, dan jadikan senjata anda dalam menjual.

Coba sekarang temukan kelemahan anda, dan jadikan senjata anda dalam menjual. Pasti anda bisa menemukan kelemahan anda, dan pasti anda juga bisa memanfaatkan untuk kedahsyatan anda dalam menjual.

Maaf. Jika anda juga berbisnis buku, dan anda tidak gagap, JANGAN sekali-kali pura-pura gagap. Pada intinya anda harus mengenali benar kelemahan anda. Bisa anda manfaatkan, atau bisa anda hilangkan atau anda harus mencari bisnis yang cocok.

Anda pernah melihat pedagang pemutih kulit di masjid saat bubaran sholat Jum’at? Bersemangat dia menjual pemutih kulit, namun lupa kulitnya sendiri hitam kusam. Atau anda bisa membayangkan pedagang penumbuh rambut yang mujarab, namun kepalanya sendiri botak dan anggota PERBAKIN alias (PERsatuan BAtuk KINclong-kinclong)

Kenali baik-baik kelemahan dan kekurangan anda. Anda harus match dengan produk anda. Jika anda menjual penumbuh rambut usahakan rambut anda juga lebat dan baik. Jika anda penjual anti jerawat, usahakan wajah anda juga tidak ada jerawat. Prospek anda akan lebih mudah percaya dan anda sendiri adalah “promotion material”-nya

Anda sering melihat para SPG atau Beauty Advisor yang menjual kosmetik di mall dan hypermarket? Perhatikan! Mereka didandani sedemikian rupa agar tampak fresh dan cantik? Bagaimana jika tidak? Bagaimana jika lipstick di bibirnya kurang menarik, bedak di lehernya berkumpul ketika berkeringat dan membuat garis-garis? Anda bisa bayangkan?

Anda juga bisa perhatikan para pria yang menawarkan alat kebugaran. Mereka memperagakan kebugaran tubuhnya dengan semangat. Badan mereka tampak muda dan segar, tampak fit dan sehat. Bagaimana bila yang menawarkan dengan tubuh yang bengkok dan loyo?

 

Apakah anda sesuai dengan produk yang anda pasarkan?

 

Ada baiknya bila anda sebagai saleman/girl maka evaluasi, apakah anda sesuai dengan produk yang anda pasarkan? Begitu juga bila anda sebagai leader/supervisor/manager, apakah team anda sudah sesuai dengan produk yang anda tawarkan. Jika product dan people anda macth maka penjualan anda tidak akan terganggu dan bisa meningkat dengan baik.

 


Ingin Beli Ebook Komplitnya silahkan

http://www.harisubagya.com/ttcinsellingebook.html